Cara Bijak dan Amanah Menggunakan Media Sosial

PropellerAds
Perkembangan ilmu pengetahuan saat ini memang sangat pesat, terutama di bidang informasi. Dulu kita hanya bisa mengatahui kejadian banjir dibagian lain bumi ini hanya melalui siaran Radio, karena alat komunikasi yang terjangkau oleh masyarakat umum dan bisa didapatkan dimana saja, meskipun tidak semua memiliki alat ini.

Ilmu semakin berkembang dan melahirkan teknologi visual atau televisi, dengan alat ini kita bisa mendengarkan berita sekaligus melihat tayangan yang disajikan dengan gambar, sehingga seakan-akan kita menyaksikan langsung kajadian yang sedang berlangsung di belahan lain dari bumi ini.

Sedangkan dari segi percetakan kita mengenal koran, yaitu kabar berita yang sijajikan dalam bentuk tulisan, namun media yang satu ini tidak menjangkau lapisan masyarakat pada umumnya, karena pusat percetakan koran hanya berada dipusat keramaian atau perkotaan sehingga untuk mendapatkannya harus melalui beberapa proses dan harus membeli untuk mendapatkan sebuah berita, sehingga masyarakat yang tergolong kelas ekonomi rendah tidak mampu harus membeli koran yang berisi berita tiap hari.

Pada era tahun 90-an, selain telepon rumah kita juga mengenal alat komunikasi teks dengan sebutan PAGER, yaitu sebuah alat komunikasi pesan yang diadaptasi dari teknologi sebelumnya yaitu telegram. Meskipun kemunculannya tidak begitu menghebohkan karena alat ini langsung digantikan fungsinya oleh telepon genggam atau handphone.

Dari telepon genggam inilah cikal-bakal lahirnya media sosial yang ngetren hingga saat ini, meskipun sebelumnya sudah ada produk e-mail yang diprakarsai oleh microsoft corporation yang didirikan oleh Bill Gates dan Paul Allen yang yang berkantor pusat di Redmond, Washington, Amerika Serikat, namun media sosial yang satu ini tidak seluas saat ini jangkauannya, yang sampai mencakup semua kalangan bahkan balitapun sudah pandai mengupload video lucunya di media sosial untuk mendapatkan like dari para pengguna lainnya.

Wabah ini sangat cepat menular (maaf saya sebut demikian) karena diiringi dengan persaingan pertumbuhan ekonomi yang mengharuskan para pelakunya untuk selalu mengupdate dan mendapatkan informasi terbaru dan terkini serta diiringi dengan terbukanya tempat pemasaran barang secara online yang mengharuskan para produsen untuk memproduksi dengan kualitas bagus dan harga yang terjangkau.

Pada fase inilah kita harus benar-benar menyikapi mewabahnya media sosial ini dengan sangat bijaksana, jangan sampai kita malah termakan oleh derasnya arus media sosial, sehingga tak ada lagi kendali untuk mengarahkan kejalur yang semstinya.

Setiap kali kita menerima atau membaca sebuah informasi di media sosial, hendaknya diteliti dulu sebelum kita melakukan sebuah tindakan, baik dari segi topik pembahasan, susunan kalimat bahkan tiap kata dan huruf kita perhatikan dengan seksama, jangan sampai kita menggunakan emosi saat kita menerima informasi yang tidak mendidik dan jangan pula kita terlalu meluapkan kegembiraan saat kita menerima informasi yang enak ditelinga, selalu gunakan akal sehat, naluri dan pengetahuan kita untuk menyaring semua informasi yang diterima.

Begitu pula saat kita membuat sebuah topik, status, komen dan kritik yang ingin kita sampaikan ke publik, hendaklah diteliti dan dicermati dahulu sebelum kita publikasikan, supaya apa yang kita sampaikan tidak mencederai salah satu pihak dengan tanpa kita sadari bahwa kita telah melukai salah satu dari sekian banyak pengguna media sosial lainnya.

Ada sebuah cerita yang berlatar belakang dari penulis sendiri:

Dulu sewaktu masih kecil saya suka dengan sebuah lagu qosidah yang didalamnya ada sebuah kalimat yang berbunyi "BINGUNG BUNGUNG TOMAMIKIRNYA" itu adalah penggalan dari syair lagu qasidah tersebut yang menurut saya itu benar... dulu, namun setelah berjalannya waktu dan usia, ternyata baru saya sadari bahwa kalimat itu salah, kalimat yang benar adalah "BINGUNG BINGUNG KU MEMIKIRNYA". Kenapa dulu saya beranggapan kalimat yang pertama benar? karena didukung oleh lingkungan, tetanggaku ada yang bernama TOMAMI, menjadi TOMAMIKIRNYA. Padahal itu adalah sebuah kesalahan dan kenapa dulu saya menganggapnya benar? jawabanya adalah mungkin karena kemampuan berfikir saya masih rendah, sehingga tidak memperhatikan tiap suku kata dan kalimat dengan seksama, sehingga yang asalnya salah menjadi sebuah kebenaran.

Itulah tadi sekedar sharing tentang Cara Bijak dan Amanah Menggunakan Media Sosial, mudah-mudahan bermanfaat dan saya ucapkan terima kasih.

Share this with short URL:

You Might Also Like:

Use parse tool to easy get the text style on disqus comments:
Show Parser Hide Parser