Kemampuan Audio Smartphone dengan Tambahan Fitur Audiophile

PropellerAds
Bicara soal sistem audio terbaik pada smartphone selalu bisa mengundang perdebatan. Terlebih setalah kehadiran smartphone yang mengimplementasikan chip audio DAC terpisah dari sistem processor SoC maka timbul istilah smartphone audiophile. Smartphone Audiophile menyasar pengguna yang mementingkan kualitas audio tidak kalah dibandingkan dengan kehebatan kamera dan fitur lain yang ada di smartphone. Ini adalah kemajuan teknologi yang memungkinkan para pengguna lebih bisa menikmati smartphone sebagai all-in-one mobile device. Apakah smartphone akan menggusur perangkat dedicated audio player (DAP)?

Ponsel Memainkan File Audio

Hampir semua SoC di ponsel sudah bisa memproses audio digital menjadi analog. Begitu juga dengan chipset ASIC paling murah sekalipun mampu memainkan audio digital, seperti yang ada di MP3 player seharga 20 ribuan. Sejak Ericsson mengeluarkan SL-45 di tahun 2001 yang menjadi ponsel pertama yang mampu memainkan file MP3 maka setelahnya tidak ada yang spesial dengan kemampuan ini. User mengharapkan kemampuan lebih dari sekedar mampu “memainkan”. Kemampuan SoC dan OS Android tidak ada masalah memainkan berbagai format file. Misalnya format FLAC, suatu format lossless audio digital dengan kualitas paling mendekati WAV mulai didukung sejak Android 3.1 Honeycomb. Namun poin utama bukan terletak pada codec, tapi soal bagaimana file digital diubah menjadi sinyal frekuensi audio. Semakin mulus proses konversi, audio akan terdengar lebih baik, dan itu dibutuhkan chip DAC yang lebih maju ketimbang chip ASIC seperti di MP3 player 20 ribuan.

Prinsip Kerja DAC

Kerja DAC cukup krusial dimana setiap data dipecah menjadi sinyal dengan membawa dua parameter informasi, yaitu bit depth dan sample rate. Keduanya mengidentifikasi baik buruknya sinyal awal yang diolah oleh DAC. Namun DAC memiliki 3 tugas penting, DAC mengolah sample rate untuk membentuk tegangan amplitudo berupa nilai analog tertentu. Kemampuan ini tergantung dari rancangan DAC dari tiap vendor. Ada yang memberikan keluaran tegangan langsung ada juga dalam bentuk arus, yang mengaharuskan penambahan komponen lagi sebagai konversi arus ke tegangan, I/V converter.

Tugas kedua adalah sample timing, nilai yang diperoleh dari sample amplitudo harus memberikan timing yang tepat. Tingkat akurasi ditentukan oleh clock yang biasanya menggunakan crystal tertentu ditiap sample rate, misalnya 22.5972kHz untuk menangani data musik 44.1kHz, dan 24kHz untuk menangani sample rate 48kHz, 96kHz dan music high resolusi lainnya. Tugas ketiga adalah mengisi celah-celah yang tidak tertangani saat konstruksi gelombang. Tugas ini dilakukan oleh digital filtering yang berupa algoritma yang menangani awal dan akhir konstruksi tersebut. Penentuan delay, pembentukan atau shaping lewat low-pass filtering. Hal ini akan mengakibatkan warna pada musik, seperti terdengar resonansi, keras lembut nada, bass-treble yang lebih jelas dan sebagainya. Setiap vendor memiliki teknologi filtering yang berbeda karena pendekatan cara kerja DAC dengan kompleksitas yang berbeda pula. Bila ingin mempelajari lebih jauh, bisa merujuk langsung ke pembuat DAC beserta tipe DAC yang digunakan.

Penggunaan Chipset DAC

Menyinggung kemampuan ponsel audiophile pasti akan berhubungan dengan istilah DAC ini. Meski terlihat asing, memunculkan istilah DAC sebagai pengolah suara akan membuat user tertarik. Mungkin pecinta audio lawas selalu mengunggulkan Sony dengan jargon Walkman. Meski selalu diunggulkan disektor audio, nyatanya tidak banyak orang mengetahui chipset DAC apa yang digunakan di ponsel Sony tersebut. Berbeda untuk saat ini, informasi penggunaan DAC dimunculkan untuk mendongkrak popularitasnya lebih tinggi lagi. Seperti yang telah dibahas diatas, ponsel dengan dedicated DAC ini tidak ingin dipandang sebelah mata dibanding dengan perangkat DAP. Tidak semua DAC bagus diterapkan di ponsel. Berikut beberapa chip DAC popular yang disematkan pada ponsel audiophile.

ESS SABRE

Ponsel terbaru yang membuat dobrakan adalah LG V20. Pasalnya LG membenamkan chipset DAC terbaru dari ESS Sabre, yakni ES9218. Secara teori, chipset ini memiliki spesifikasi quad DAC dengan dukungan 32- bit 394kHz dan kemampuan decode DSD512. Bahkan saat ini belum ada perangkat DAP yang menggunakan chip DAC terbaru ini.

Secara teori, ES9218 menawarkan 130dB SNR, 124dB DNR dan -112dB THD+N, atau dengan kata lain tingkat distorsi yang dikeluarkan sangat rendah untuk memuaskan kalangan audiophile. Chip ini juga menawarkan 75 step pengendali volume di ranah digital dan headphone amplifier dengan output 2Vrms. Angka-angka ini masih berupa spesifikasi bawaan dari chip DAC.

Seri LG V10 juga menggunakan chip DAC sekelas, yakni ES9018 dan Vivo XPlay 5 dengan DAC ES9028. Vivo mengombinasikan DAC ES9028 dengan audio opamp OPA1612 yang merupakan unggulan dari pabrikan Texas Instrument.

Asahi Kasei Microdevices

Generasi DAC terbaru yang dikeluarkan oleh AKM adalah AK4490EQ dikodekan dengan nama Verita. AKM menawarkan slogan Velvet Sound untuk arsitektur terbaru mereka. Dengan kemampuan memproses data audio resolusi tinggi 32-bit, sampling rate 768kHz PCM dan 11.2 MHz Direct Stream Digital (DSD). Biasanya DAC perlu bantuan chip ASIC lain untuk pemrosesan sinyal DSD namun Verita mampu memproses secara native. Kehandalan DAC ini juga dipadu dengan 5 mode filtering digital yang telah terintegrasi didalam chip itu sendiri. Tingkat distorsi ditekan serendah mungkin, dengan -112dB THD dan 120dB S/N.

Secara implementasi, AK4490 banyak digunakan pada perangkat audio video receiver yang telah mendapat nama dikalangan audiophile. TEAC, ONKYO, Marantz adalah beberapa contohnya. Selain itu AK4490 telah digunakan pada banyak audio portable, DAP dan cukup mendapatkan apresiasi akan kehebatan sonic yang dihasilkan. Astell&Kern, Cayin, Shanling adalah nama brand yang tengah melambung dengan produk mereka yang mengintegrasikan DAC ini.

Di ranah smartphone, mucul salah satu vendor merilis produk terbaru dengan menggandeng AKM. Pada Mei tahun ini, vendor ZTE mengumumkan produk terbaru mereka ZTE AXON 7 dengan AKM sebagai jantung pemroses audionya. ZTE memilih chip DAC AK4490EN dan codec DSP AK4961. AK4490EN merupakan varian dari AK4490 dengan penyesuaian diranah smartphone dengan penggunaan 1.8V tegangan operasional dan tentu mewarisi karakter Velvet Sound dari pendahulunya. AK4961 ditujukan untuk menangani multimedia yang beragam di smartphone. Termasuk engine codec Dolby Atmos dan Dolby Digital Surround sebagai senjata di multimedia dan game. Pilihan ini adalah yang pertama dari vendor smartphone untuk memasuki ranah audiphile.

Wolfson Microelectronics dan Cirrus Logic

Dua chip DAC ini cukup fenomenal dikalangan audio enthusiast. Bagian yang membedakan Cirrus Logic dan Wolfson biasanya ada pada karakter suara, Wolfson cenderung hangat dan mementingkan keunggulan vokal, sedangkan Cirrus Logic lebih netral. Beberapa vendor smartphone di tahun 2013-2014 gencar menggunakan DAC ini karena alasan keunggulan suara. Ditahun yang sama juga dialami oleh industri DAP yang masih berkutat pada dua chipset ini. Kemajuan teknologi yang memunculkan DAC terbaru dari ESS Sabre sehingga vendor berbondongbondong untuk meminang dua chip diatas sebagai pemroses audio digitalnya.

Keunggulan Smartphone

Smartphone dengan kehebatan multitasking, jelas memperoleh keuntungan untuk tampi l lebih manusiawi. Penggunaan processor SoC yang semakin cepat memungkinkan hal itu. Didukung oleh Android yang terus berkembang. Beberapa keunggulan smartphone dibanding perangkat dedicated audio player bisa digambarkan sebagai berikut.

User Interface

Pengalaman menggunakan smartphone adalah kebiasaan yang dimanjakan oleh peningkatan sektor UI. Dimana Google selalu meningkatkan keunggulan tersebut disetiap rilis baru versi Android. Tidak dipungkiri, smartphone semakin sempurna dan meninggalkan jauh gadget apapun yang berhubungan dengan manusia. Jika dibandingkan dengan DAP, orientasi yang ingin dicapai agaknya berbeda. DAP selalu membuat pendekatan semakin mudah diakses akan semakin cepat untuk memainkan musik dan capaian ini sudah ada sejak DAP tidak memiliki display sekalipun. Anda bisa merujuk pada produk player Altmann Tera yang dikreasikan oleh Charless Altmann di tahun 2011. Untuk selanjutnya, DAP tetap memperhitungkan display dikombinasikan dengan tombol fisik untuk pengoperasian secara cepat. Akhir-akhir ini perkembangan DAP sudah semakin mendekati cara bekerja ala smartphone, lewat suntikan OS Android. Meski banyak kekurangan, hal ini akibat perbandingan relatif dari kemampuan UI yang dimiliki smartphone saat ini.

Dukungan APP

Android yang bersifat open source membuka berbagai kalangan untuk mengkreasikan software untuk mendukung kemampuan smartphone lewat software App. Dalam ranah yang berkaitan dengan reproduksi audio, banyak dukungan untuk hal tersebut. Berbagai macam App player musik dengan keunggulan masing-masing ada di Google Playstore. Tidak hanya itu saja, App yang menuntut pengaturan lebih advanced adalah Viper4Android. App ini telah ada sejak Android 2.3 Gingerbread dan mendukung versi OS diatasnya. Keunggulan yang mencolok dari App ini adalah banyaknya fitur kreasi audio yang sangat lengkap. ViPER Bass, ViPER Clarity, Fidelity Control, dan pengaturan lain cukup untuk menyatakan bahwa Viper4Android bagaikan firmware yang mengulik kemampuan DSP sampai maksimal. Inilah kemampuan smartphone yang tidak ada di DAP. Dari sudut pandang audiphile, tanpa menyudutkan sistem advanced seperti ini, terkadang DSP tidak terlalu berguna karena kreasi seperti ini mematikan potensi kemampuan terbaik source file musik maupun manipulasi kemampuan earphone sesungguhnya. Kekurangan sistem ini tidak berpengaruh banyak pada peminat DAP itu sendiri.

Layanan Music Streaming

Musik streaming sedang naik daun, tiga yang paling dikenal adalah Tidal, Apple Music dan terbaru Spotify. Layanan ini menarik karena memberikan streaming musik lewat jaringan data Internet yang semakin hari dirasa semakin murah. Layanan ini semakin menarik dengan dukungan oleh profider yang menawarkan paket bundling dengan quota data Internet. Bagi kalangan pecinta audio, layanan ini dipilih atas dasar kelangkapan daftar lagu, artis dan genre musik. Bagi kalangan penikmat audio yang lain, kualitas streaming sangat menentukan, pilihan extreme quality adalah wajib. Spotify menggunakan format Ogg Vorbis dengan 3 kategori kualitas streaming. 96kbps untuk normal quality, 160kbps untuk high quality dan 320kbps untuk extreme quality. Apple Music menggunakan format Advanced Audio Coding (AAC) pada bitrate 256kbps.

Fasilitas download juga menjadi pilihan karena bisa diperdengarkan secara offline. Dibanding dengan dedicated audio player, rata-rata tidak memberikan keleluasaan layanan streaming musik. Hanya beberapa produk saja yang telah menerapkan Android OS seperti Sony ZX series, Onkyo DP-X1, Pioneer XDP-100R dan Cayin i5. Untuk selanjutnya produsen DAP belajar dari rivalnya untuk menggenjot kemampuan ini dan tentu menantang smartphone berlabel audiophile sekalipun.

Kelemahan Smartphone

Smartphone adalah perangkat dengan kemampuan general, bukan untuk satu tujuan saja seperti layaknya DAP. Karenanya pembagian daya sangat krusial untuk menekan penggunaan baterai. Meski telah mengimplementasikan hardware mumpuni, perancang memberi daya seminimal mungkin pada komponen dan menekan adanya interferensi sinyal. Kompensasi antara minimnya penggunaan daya dan kemampuan hardware haruslah seimbang. Tidak jarang smartphone menggunakan varian model low power disetiap seri hardware yang digunakan. Hal ini akan mengurangi kemampuan smartphone dalam hal output daya amplifier, tingkat noise, dan kemurnian suara itu sendiri. Tentu dibandingkan dengan smartphone pada umumnya, smartphone dengan label audiophile telah memperhitungkan faktor ini lebih jauh.

Istilah Popular

Dynamic Range
Didefinisikan sebagai jarak perbedaan antara level tertinggi yang bisa dicapai oleh sistem dan amplitudo atau titik tertinggi gelombang noise floor. Setiap perangkat audio memiliki dynamic range yang ditentukan oleh keterbatasan power supply dan residual noise. Jadi ketika dari rangkaian di sistem yang menimbulkan noise, hal itu bisa mengurangi tingkat dynamic range. Semakin besar angka dynamic, maka akan ada ruang lebih bagi kemampuan sistem mengeluarkan potensi suaranya. Dynamic range tidak tergantung dari besaran sinyal, karena hanya menunjukkan kemampuan maksimal tanpa distorsi yang bisa dicapai oleh sistem.

Signal to Noise Ratio
Berbeda dengan dynamic range, SNR menunjukkan angka perbedaan antara tingkat rata-rata sinyal yang dikeluarkan oleh sistem dan tingkat rata-rata noise floor yang timbul dari sistem. Jika dalam sistem audio tersebut memiliki output tegangan yang disebut voltage swing yang merupakan kemampuan maksimal dari sistem tersebut, maka parameter yang diambil untuk menentukan SNR ada di tengah-tengah. Jika dyanamic range tidak tergantung dari sinyal, maka SNR memerlukan sinyal karena sinyal aktual tersebut yang diukur. Nilai SNR inilah yang menunjukkan kebersihan sinyal bisa ditangkap oleh sistem selanjutnya.

Total Harmonic Distortion
Jika disebuah sistem perangkat audio dilewatkan sinyal, maka hasil output dari sistem tersebut membawa rugi-rugi distorsi total. Distorsi sinyal awal diamplifikasi oleh sistem dan tingkat distorsi inilah ditentukan besarannya dengan THD. Sistem perangkat yang baik memiliki THD sangat rendah dan tidak akan terdengar oleh telinga normal. THD biasanya menggunakan persentase dari noise, semakin rendah nilai akan semakin baik.


Saingan DAP

Sebagai perangakt dedicated music player, tentu DAP sangat berkonsentrasi dalam hal mengeluarkan suara. Banyak DAP yang beredar mulai dari segmen low-end hingga high-end memiliki penikmat yang rata-rata menginginkan hal yang sama, yakni kemampuan suara. Fitur kemudahan pakai dan user experience menjadi point nomor sekian pada DAP. Pangsa pasar yang telah bersifat niche ini semakin mengerucut di tingkat high end. Sayangnya semakin high end bukan berarti memberikan fitur melimpah layaknya ponsel. Karena DAP mengejar kemudahan pakai meski tanpa interface display yang menarik sebagai navigasi. Hal ini dikarenakan rata-rata DAP masih menggungkan resource processor SoC sederhana. Sehingga bila disandingkan dengan ponsel audiophile, boleh jadi perangkat DAP high-edn akan nampak sangat kuno dan ketinggalan jaman.

Namun kekurangan di user interface semakin ditingkatkan oleh beberapa vendor DAP dengan penggunaan custom OS Android. User interface semakin mudah digunakan bahkan memungkinkan instalasi 3rd party app music player dari Google Play.

Kelemahan ponsel ada di sektor kelistrikan. Desain power supply dan kemampuan daya amplifier adalah dua keunggulan yang sulit dicapai oleh ponsel. Penggunaan DAC hanya sebagian awal dari langkah menyusun sistem audio. Minimnya distorsi adalah capaian vital untuk keseluruhan desain, termasuk pemisahan power supply untuk bagian digital dan analog, menenjemen sistem clock, jitter suppression, digital filtering, analog filtering, analog preamplifier, dan amplifier. Semua desain dan pemilihan komponen menjadi bagian kritis yang bisa dikategorikan sebagai tuning dan treatment untuk memperoleh warna suara. Bunyi khas tiap vendor yang ingin dicapai masuk sebagai prioritas utama. Jika melihat lebih dalam tentang hal ini, sebuah ponsel audiophile belum setara dengan dedicated music player.

Ringkasan

Begitu pelik mengategorikan ponsel sebagai audiophile smartphone. Be tapa pons e l yang t e lah berkembang menjadi powerfull resource di hardware maupun software, ingin meraup semua kemampuan, termasuk sektor audio. Ponsel memiliki potensi tersebut dan terbukti berhasil menjadikannya daya jual yang kuat, bahkan semakin dilirik para penggila audio portable. Jadi apakah smartphone akan menggeser perangakat DAP? Jawabannya mungkin belum, namun pengguna akan memiliki alasan yang kuat tetap bertahan di smartphone untuk mendengarkan Digital filtering di DAC AKM AK4490EQ. audio berkualitas. Di beberapa situs web terpopuler seperti suara.com/, okezone.com/, merdeka.com/, kapanlagi.com/, liputan6.com/, kompas.com/, detik.com/, tribunnews.com/, www.tempo.co/, kompiajaib.com, arlinadzgn.com, idntheme.com, gigapurbalingga.net, inilah.com/, mayangkaranews.com/, antaranews.com/, jawapos.com/, metrotvnews.com/, sindonews.com/, inipasti.com/, www.bola.net/, www.viva.co.id/, www.republika.co.id/, jalantikus.com/ sudah banyak tutorial tentang hal ini, namun saya coba sajikan lagi secara sederhana pada blog ini.


Demikian pembahasan singkat tentang Kemampuan Audio Smartphone dengan Tambahan Fitur Audiophile. Mudah-mudahan akan memberikan manfaat bagi kita semua, jangan lupa masukan berupa saran, kritik atau sekedar komen selalu saya tunggu dan tak lupa selalu saya ucapkan terima kasih.

Share this with short URL:

You Might Also Like:

Use parse tool to easy get the text style on disqus comments:
Show Parser Hide Parser